Berdoa Rosario : Sebuah devosi yang berpusat pada Yesus Kristus

Teofilus Jom
0

 



Foto: Umat Komunitas Basis Gerejawi (KBG) St Teofilus  saat berkumpul Doa Rosario bersama pada Jum'at malam 09/ 05/2025


St. Louis Marie Grignion de Montfort menuliskan sejarah Rosario sebagai berikut:


Retmol.Id. Paroki Maria Bunda Segala Bangsa Nusadua  Badung Bali  Komunitas Basis Gerejawi ( KBG) St Teofilus - Sejak Doa Rosario ditata, secara prinsip dan substansial, sebagai doa kepada Kristus dan Penghormatan Surgawi, yaitu, Bapa kita dan Bunda Maria, doa Rosario adalah doa pertama dan menjadi devosi prinsip dari orang-orang yang percaya, dan telah dilakukan selama berabad-abad, dari zaman Para Rasul dan para murid sampai sekarang. Namun baru pada tahun 1214 lah, Gereja menerima Doa Rosario dalam bentuknya yang seperti sekarang dan menggunakan metode seperti yang kita pakai sekarang.

Doa ini diberikan kepada Gereja oleh St. Dominikus, yang telah menerimanya dari Perawan yang Terberkati sebagai hadiah pertobatan orang Albigensian dan para pendosa lainnya.

Saya akan menceritakan pada anda bagaimana kita menerima Doa Rosario, seperti yang tertera dalam buku yang sangat terkenal: De Dignitate Psalterii, yang ditulis oleh Beato Alan de la Roche.

St. Dominikus, yang melihat bahwa dosa orang-orang Albigensian sudah sangat berat, pergi menyepi ke hutan di dekat Toulouse, dimana ia berdoa tanpa henti selama tiga hari tiga malam. Selama berdoa ia tidak melakukan apapun kecuali meratap dan melakukan pertobatan yang keras untuk meredakan amarah Tuhan. Ia memohon dengan sangat disiplin dan bersungguh-sungguh, dan akhirnya ia jatuh kedalam kondisi koma.

Pada saat inilah Bunda kita menampakkan diri padanya, ditemani oleh tiga malaikat, dan berkata, “Wahai Dominikus, apakah engkau tahu senjata apakah yang diinginkan oleh Tritunggal yang Maha Kudus untuk dipakai guna memperbaharui dunia?”

“Oh, Ratuku,” jawab St. Dominikus, “engkau mengetahui jauh lebih banyak daripada aku, karena engkau selalu berada di dekat Putramu Yesus Kristus untuk menjadi kepala keselamatan bagi kami.”

Kemudian Bunda kita menjawab, “Aku ingin kamu tahu bahwa, dalam situasi perang seperti sekarang ini, senjata yang paling utama selalu adalah doa surgawi, yang adalah batu pondasi dari Perjanjian Baru. Karenanya, jika engkau ingin menyentuh jiwa-jiwa yang telah mengeras ini dan menyerahkannya kepada Tuhan, ajarkanlah Doaku.”

Kemudian St. Dominikus bangun, merasa sangat terhibur, dan terbakar oleh semangatnya untuk mempertobatkan orang-orang di wilayah tersebut, ia langsung pergi ke katedral. Ketika itu malaikat-malaikat yang tidak kelihatan telah membunyikan lonceng untuk mengumpulkan orang-orang, dan kemudian St. Dominikus mulai mengajar.

Pada awal khotbahnya, datang badai yang hebat, bumi serasa bergetar, matahari meredup, dan terjadi begitu banyak kilat dan cahaya sehingga semua orang merasa begitu tercekam dan takut. Perasaan takut mereka semakin menjadi-jadi ketika mereka melihat pada gambar Bunda kita yang terpasang di suatu tempat yang tinggi, Bunda menaikkan tangannya ke Surga tiga kali untuk memanggil penghakiman Tuhan ke atas mereka kalau mereka tidak mau bertobat, mengubah cara hidup mereka dan mencari perlindungan pada Bunda Suci Tuhan.

Melalui fenomena supernatural ini, Tuhan ingin menyampaikan devosi baru kepada Rosario Suci dan memperkenalkannya kepada semua orang. Paling tidak, ketika St. Dominikus berdoa, badai mulai mereda, dan kemudian ia mulai berkhotbah.

Begitu gamblang dan kuatnya ia menjelaskan Doa Rosario sehingga hampir semua orang Toulouse mempercayainya dan meninggalkan kepercayaan lama mereka yang salah. Dalam waktu yang singkat terlihat kemajuan yang besar di kota tersebut; orang-orang mulai hidup secara kristiani dan meninggalkan kebiasaan-kebiasaan lama mereka yang buruk.

Terinspirasi oleh Roh Kudus, dan diperintahkan oleh Perawan yang Terberkati dan juga karena pengalaman pribadinya, St. Dominikus mengajarkan Doa Rosario seumur hidupnya. Ia mengajarkannya dengan memberikan contoh dan juga melalui khotbah-khotbahnya, di kota-kota dan di desa-desa, kepada orang-orang kelas atas maupun kelas bawah, kepada pelajar dan orang-orang yang tidak bersekolah, kepada orang-orang Katolik dan bidat.


Doa Rosario, yang ia doakan setiap hari, adalah doa persiapannya untuk setiap kotbah dan merupakan caranya berjumpa dengan Bunda kita setiap selesai kotbah.

Satu hari ia harus berkotbah di Notre Dame di Paris, dan ketika itu adalah Pesta St. Yohanes Pembaptis. Ketika ia seperti biasa sedang berdoa Rosario di kapel kecil di belakang altar untuk mempersiapkan kotbahnya, Bunda kita muncul di hadapannya dan berkata: “Dominikus, meskipun apa yang akan engkau kotbahkan sangat baik, tapi aku membawa kepadamu kotbah yang lebih baik.”


St. Dominikus mengambil buku yang diulurkan oleh Bunda kita, membacanya dengan cermat dan, setelah ia mengerti dan bermeditasi, ia mengucapkan terima kasih kepada Bunda. Ketika saatnya khotbah tiba, ia naik ke atas mimbar dan, meskipun hari itu adalah Pesta St. Yohanes Pembaptis, ia malah berkata bahwa ia telah ditunjuk menjadi pengawal Ratu Surga.


Umat yang datang pada saat itu adalah para teolog dan orang-orang terpandang dan terpelajar, yang sudah biasa mendengar kotbah-kotbah yang manis atau yang tidak lazim; tapi St. Dominikus berkata bahwa ia tidak ingin berkotbah, sehingga terlihat bijak di mata dunia, tapi ia akan berbicara dalam kesederhanaan Roh Kudus dan keteladanannya yang kuat. Dan setelah itu ia mulai berbicara tentang Doa Rosario dan menjelaskan tentang Bunda Suci kata demi kata seperti menjelaskan pada sekelompok anak-anak, dan ia menggunakan ilustrasi sederhana yang ada di dalam buku yang diberikan kepadanya oleh Bunda kita.


Beato Alan, menurut Kartagena, menyebutkan beberapa peristiwa lainnya dimana Tuhan kita dan Bunda kita menampakkan diri kepada St. Dominikus untuk meyakinkan dan memberikan semangat kepadanya untuk terus mengajarkan Doa Rosario untuk menghapuskan dosa dan mempertobatkan pendosa dan orang-orang yang menyeleweng.


Dalam pasal yang lain Kartagena mengatakan, “Beato Alan berkata bahwa Bunda kita menampakkan diri kepadanya, setelah ia menampakkan diri kepada St. Dominikus, Putranya yang Kudus menampakkan diri kepadanya dan berkata, ‘Dominikus, Aku senang melihat kamu tidak hanya bergantung pada kebijaksanaanmu sendiri yaitu, daripada mencari doa manusia yang kosong, kamu bekerja dengan sangat rendah hati bagi keselamatan jiwa-jiwa.’


Banyak imam mencoba untuk mengajar dengan keras melawan dosa yang terburuk, namun mereka tidak sadar bahwa mula-mula, sebelum seseorang yang sakit diberi obat yang pahit, ia perlu dipersiapkan dengan menempatkan pikirannya pada bingkai yang benar supaya ia bisa benar-benar memperoleh manfaat dari obat tersebut.


Maka dari itu, sebelum melakukan apapun, seorang imam harus membangkitkan semangat berdoa dalam hati manusia dan terutama cinta kepada doa surgawi. Hanya jika mereka sudah mulai mengucapkan itu dan bertekun didalamnya, Tuhan yang Maha Pengampun akan sulit untuk menolak memberikan rahmat-Nya. Maka dari itu aku ingin kamu mengajarkan Doa Rosario-ku.”


Semua hal, bahkan yang paling suci sekalipun, bisa berubah, terutama jika mereka tergantung pada kehendak bebas manusia. Sehingga tidak heran bahwa, pada saat itu, semangat Doa Rosario Suci hanya bertahan satu abad setelah pertama kali diajarkan oleh St. Dominikus. Setelah itu, Rosario seolah-olah terkubur dan terlupakan.


Tidak diragukan juga, rencana kotor dan kebencian setan telah membuat orang-orang mengabaikan Doa Rosario, sehingga menghalangi penyaluran Rahmat Tuhan yang telah dibawa oleh Rosario ke atas bumi.


Sehingga, pada tahun 1349 Tuhan menghukum seluruh Eropa dengan wabah yang terparah yang pernah diketahui. Mulai dari timur, menyebar ke seluruh Italia, Jerman, Perancis, Polandia dan Hungaria, membawa kehancuran dimanapun wabah itu lewat, sehingga dari seratus orang jarang ada yang selamat untuk bisa menceritakan apa yang sebenarnya terjadi. Kota-kota besar, desa-desa dan biara-biara hampir benar-benar kosong selama masa tiga tahun penyebaran epidemic wabah tersebut.


Penghukuman dari Tuhan ini langsung diikuti oleh dua hukuman lainnya, penyelewengan (heresy) oleh Flagellant dan perpecahan (skisma) tragis di tahun 1376.


Setelah itu, setelah pencobaan-pencobaan ini selesai, syukur kepada Allah yang Maha Pengampun, Bunda kita berbicara kepada Beato Alan untuk menghidupkan kembali Rosario Suci. Beato Alan adalah satu dari imam-imam Dominikan yang tinggal di biara Dinan di Inggris. Ia merupakan seorang teolog yang hebat dan pengkotbah yang terkenal.


Bunda kita memilih dia karena selain Doa Rosario dimulai di daerah tersebut, ia juga adalah seorang Dominikan yang berasal dari daerah yang sama, sehingga ia memiliki kharisma untuk membangun kembali kebiasaan ini.


Beato Alan memulai pekerjaan besarnya ini di tahun 1460, setelah menerima peringatan khusus dari Tuhan kita. Beginilah caranya ia menerima pesan penting tersebut, sebagaimana yang diceritakannya sendiri:


Satu hari ketika ia sedang mengadakan Misa, Tuhan kita, yang ingin menggerakkannya untuk mengajarkan Rosario Suci, berbicara padanya dalam Roti Kudus. “Mengapa engkau menyalibkan Aku lagi secepat ini?” kata Yesus kepadanya. “Apa maksudmu, Tuhan?” tanya Alan, ketakutan.


“Engkau telah menyalibkan aku sekali dengan dosa-dosamu,” jawab Yesus, “dan aku lebih suka disalibkan lagi daripada melihat Bapa-Ku dilukai oleh dosa-dosa yang engkau biasa lakukan. Engkau menyalibkan aku lagi sekarang karena kamu sebenarnya telah diajarkan dan telah mengerti bahwa kamu harus mengajarkan Doa Rosario Bunda-Ku, namun kamu tidak melakukannya. Jika saja engkau melakukannya, engkau bisa menuntun banyak jiwa ke jalan yang benar dan memimpin mereka menjauhi dosa. Tapi kamu tidak melakukannya, sehingga kamu sendiri juga bersalah terhadap dosa-dosa yang mereka perbuat.”

Teguran keras ini membuat Beato Alan sungguh-sungguh bertekad untuk mengajarkan Doa Rosario dengan tanpa henti. Bunda kita juga berbicara padanya pada suatu ketika untuk memberikan semangat padanya untuk mengajarkan Doa Rosario terus dan terus, “Engkau dulu adalah pendosa yang parah di masa mudamu, tapi aku memperoleh buah pertobatanmu dari Anakku. Jika mungkin, aku rela menjalani semua sengsara untuk menyelamatkanmu, karena para pendosa yang bertobat adalah kemenangan bagiku. Dan aku juga akan melakukannya supaya kamu bisa menyebarkan Doa Rosarioku kemana-mana.”

St. Dominikus juga menampakkan diri kepada Beato Alan dan bercerita padanya tentang hasil dari pengajarannya: ia telah mengajarkan Doa Rosario tanpa henti, kotbah-kotbahnya telah mendatangkan banyak buah yang baik, dan banyak orang telah bertobat selama ia mengajar.

Ia berkata kepada Alan, “Lihatlah buah yang demikian indah yang telah aku dapatkan melalui pengajaran Doa Rosario. Kamu dan yang lainnya yang mencintai Bunda kita harus melakukan yang sama sehingga, dengan melakukan Doa Rosario yang kudus, engkau bisa menarik semua orang kepada ilmu pengetahuan tentang kebajikan yang sejati.”

Secara garis besar, inilah cerita tentang bagaimana St. Dominikus memulai Doa Rosario Suci dan bagaimana Beato Alan de la Roche mengembalikan ajaran ini.

Dari sejak jaman St. Dominikus memulai devosi kepada Rosario Suci, sampai kepada waktu ketika Beato Alan de la Roche memulainya lagi di tahun 1460, Doa Rosario disebut dengan Doa kepada Yesus dan Maria. Ini karena doa ini mendoakan Salam Maria dengan jumlah yang sama seperti mazmur-mazmur dalam Kitab Mazmur Raja Daud. Dan karena orang-orang sederhana yang kurang berpendidikan yang tidak bisa mengucapkan Mazmur Raja Daud, Doa Rosario dianggap memiliki manfaat yang sama bagi mereka sama seperti Mazmur Raja Daud bagi orang-orang yang lain.

Sejak Alan de la Roche memulai kembali devosi ini, suara dari orang-orang, yaitu suara dari Tuhan sendiri, memberinya nama Doa Rosario, yang berarti “mahkota mawar.” Yang bermakna bahwa setiap kali orang mengucapkan Doa Rosario dengan bersungguh-sungguh, mereka mengenakan 153 mawar putih dan 16 mawar merah ke kepala Yesus dan Maria. Sebagai bunga surgawi, bunga-bunga ini tidak akan pernah kehilangan atau berkurang keindahannya.

Bunda kita telah menyetujui dan mengakui nama Rosario ini; ia telah menampakkan diri kepada beberapa orang bahwa setiap kali mereka mengucapkan Doa Salam Maria mereka memberikan pada Bunda Maria sekuntum mawar yang indah, dan setiap Doa Rosario yang didaraskan dengan penuh memberikan kepadanya sebuah mahkota mawar.

Jadi sebuah Rosario yang komplet adalah sebuah mahkota mawar yang besar, dan setiap kaplet yang terdiri dari sepuluh doa adalah seperti sebuah booklet bunga mawar atau sebuah mahkota kecil mawar surgawi yang kita letakkan di kepala Yesus dan Maria.

Bunga Mawar sendiri adalah ratu dari bunga, dan juga Rosario adalah mawar persembahan kita yang paling berarti dan bermakna.

Doa Rosario adalah doa khas umat Katolik. Namun seringkali timbul pro dan kontra mengenai doa tersebut. Perdebatan itu timbul karena adanya pertanyaan; mengapa kita harus berdoa Rosario? Mengapa kita harus berdoa kepada Maria?

Masih banyak umat Non-Katolik dan sebagian umat Katolik yang mengira bahwa doa rosario adalah doa kepada Maria. Sesungguhnya doa rosario adalah doa kepada Tuhan Yesus, dengan meneladani intersesi (bantuan doa) Bunda Maria. Melalui Maria menuju Yesus (Per Mariam ad Jesum). Didalam doa Rosario Bunda Maria menemani kita untuk merenungkan peristiwa kelahiran, penderitaan, dan kemuliaan Putranya.

Dengan berdoa Rosario kita dapat merenungkan misteri kehidupan Yesus dengan sepenuh hati. Paus Yohanes Paulus II (alm), menyatakan “Rosario telah menyertai saya di saat-saat suka dan di saat-saat duka,” tulisnya. “Dalam rosario saya selalu menemukan penghiburan.” “…kuasa doa rosario sebagai sumber damai di dunia dan sumber damai dalam keluarga, …dan akan selalu merupakan doa dari dan bagi keluarga.” Dan kesempatan lain ia menyatakan bahwa doa Rosario merupakan doa favoritnya. Cukup banyak umat Katolik yang mendaraskan doa ini pada saat-saat tertentu, bahkan adapula yang melakukannya setiap hari. Gereja Katolik menetapkan bulan Mei dan Oktober, dikhususkan sebagai bulan Maria dan Bulan Rosario. Doa Rosario didaraskan umat Katolik sedunia termasuk kita dengan penuh penghayatan


Umat Katolik sejak tanggal 1 Mei dari rumah ke rumah/Kos-kosan mengadakan ibadah rosario untuk berdevosi kepada Bunda Maria. Tradisi doa rosario merupakan kebiasaan umat Katolik yang sudah merakyat di seluruh dunia. Devosi merupakan salah bentuk ibadah dan kebaktian umat katolik yang sudah berlangsung sejak dahulu. Khusus devosi kepada Maria melalui Rosario direnungkan peranan Bunda Maria dalam misteri-misteri karya penyelamatan Tuhan Yesus Kristus. Umat Komunitas Basis Gerejawi ( KBG) Santo Teofilus Lingkungan Salve Regina Paroki Maria Bunda Segala Bangsa Nusadua,Bali pada Bulan Mei berduyun-duyun dari rumah ke rumah/ Kos-Kosan untuk berdoa Rosario. Situasi keagamaan ini seperti terlihat di salah satu Wilayah Gereja di Paroki Maria Bunda Maria Bangsa Nusadua yakni di Komunitas Basis Gerejawi ( KBG) St Teofilus pada Hari Jumat malam (09/5/2025) yang dipimpin oleh Ketua Komunitas Basis Gerejawi ( KBG) saudara Teofilus Jom dan dihadiri seluruh Umat. Terlihat umat begitu antusias mengunjungi rumah/ Kos-kosan tempat pelaksanaan doa.

Pendarasan doa Rosario sendiri dipimpin oleh ketua kelompok/ KBG .Doa Rosario bersama dalam satu KBG menjadi kultus yang bisa dikatakan sangat istimewa dan ditunggu-tunggu. Lazimnya setelah berdoa Rosario tuan rumah menyajikan makanan dan minuman. Yakni, berupa kopi, teh, kue dan aneka snack.

Fakta lain juga menyuguhkan bahwa, doa Rosario dan/ ngaji giliran melahirkan nilai kebersamaan. Kebersamaan disini membuat hal yang kita sukai menjadi hal yang menarik.

Lebih lanjut, dikunjungi Bunda Maria untuk doa bersama dengan tetangga sekitar sebenarnya sangat menyenangkan dan membanggakan.

Pun selain saling berkunjung, disana kita bisa berdoa dan mengharapkan berkat kesehatan, kebahagiaan dan rahmat bagi sesama.

“ Doa Rosario secara teratur membantu kita untuk tetap berada di bagian dalam Maria yang indah dengan sukacita” ( Santo Montfort).





Sumber :


Dibahasakan ulang dari terjemahan artikel http://www.th

eholyrosary.org/rosaryhistory di https://goo.gl/BO2mlt

https://obormedia.com/product/rahasia-rosario-edisi-revisi/



Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)